1. Penggantian perlengkapan yang terkorosi.
2. Terganggunya jadwal kerja akibat terhentinya pabrik untuk penggantian alat yang terkorosi.
3. Terganggunya proses akibat korosi.
4. Pengotoran produksi.
5. Kerugian produksi karena mangkok bejana dan sistem perpipaan yang terkorosi.
6. Pemeliharaan sebagai pencegahan yang sebenarnya tidak diperlukan .
7. Rencana yang berlebihan untuk mengurangi kemungkinan korosi.
8. Ketidak sanggupan untuk memakai bahan yang sebenarnya diperlukan .
9. Tercemarnya lingkungan dikarenakan bocornya peralatan pabrik yang berisi bahan-bahan kimia yang berbahaya, dimana kebocoran ini disebabkan korosi.
Selain aspek ekonomi, aspek lain yang harus dipertimbangkan adalah bahaya atas kesehatan yang bisa terjadi akibat korosi yang tak terkendalikan. Dengan demikian jelaslah korosi harus diberantas.
Menghilangkan korosi secara total kenyataannya sulit dilakukan, yang dapat dilakukan adalah pengontrolan. Pengontrolan ini adalah proses yang rumit. Bermacam-macam logam dasar dan gabungan beberapa logam yang digunakan saat ini, masing-masing mempunyai reaksi yang berbeda tergantung pada lingkungan dan proses dimana logam itu digunakan. Dengan alasan inilah program pengontrolan korosi harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing lingkungan.
Yang penting bagi tiap program kontrol korosi yang efektif adalah pengukuran korosi harus dilakukan dengan teliti dan tepat pada waktunya. Khususnya karena korosi adalah proses dinamis yang dapat dipercepat oleh bermacam-macam parameter lingkungan operasi maka program kontrol korosi harus direncanakan sesuai dengan kondisi korosi yang berubah-ubah. Perubahan-perubahan ini jika tidak kita ketahui lebih dahulu dengan pengukuran yang tepat, maka kerusakan yang berat tidak dapat dihindarkan.
Teknologi pengukuran dan pengamatan korosi sudah demikian maju terutama pada saat ini kita sudah mempunyai alat pemantau korosi yang dapat memberikan informasi serba lengkap kepada ahli-ahli yang memerlukannya untuk membuat atau memodifikasi program kontrol korosi yang dapat disesuaikan dengan kondisi pabrik, alur proses maupun kondisi lingkungan.
Ada juga tindakan-tindakan kontrol yang efektif bagi tiap lingkungan yaitu dengan mengganti campuran logam, melapisi atau mencat permukaan, menambah bahan kimia untuk menetralkan dan mengganti parameter operasi merupakan tindakan-tindakan yang telah dilakukan dengan hasil baik.
Dengan bantuan dari National Association of Corrosion Engineers ( NACE International ) telah dikembangkan dan didokumentasikan informasi yang luas mengenai teknik kontrol korosi.
NACE adalah sebuah organisasi professional non profit, berdiri sejak tahun 1948 yang berkedudukan di Houston, Texas dan mempunyai anggota professional lebih dari 18.000 tersebar di hampir 100 negara. Kebanyakan perusahaan minyak dan gas bumi serta industri petrokimia lebih condong mempergunakan standard dari NACE dan bahkan organisasi seperti ISO termasuk memakai acuan standard dari NACE.
Pada saat ini tingginya efek dari kondisi pengkorosion sudah dapat diperkecil, jika saja daya pendorong (dinamika) dari situasi itu telah diketahui. Itulah tugas dari alat pemantau korosi yang dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk mengontrol korosi, ini adalah suatu alat vital untuk memberantas problema 100 millyar dollar.
Reaksi yang dituangkan pada persamaan (2) dan (3) kedua-duanya terjadi di permukaan logam. Daerah dimana terdapat oksidasi disebut “anoda” dan dimana terbentuk reduksi disebut “katoda”. Suatu potensial listrik terdapat diantara daerah anoda dan katoda dan terjadilah suatu aliran. Besarnya aliran elektron disebut aliran korosi (corrosion current).
Perbedaan potensial dari setengah sel ini menjadi ukuran kecenderungan untuk bereaksi. Untuk perbandingan maka potensial hydrogen ditetapkan pada “O” volt. Ini dijadikan standar bagi potensial elektroda hydrogen.
Semakin reaktif suatu logam, semakin kurang positif (lebih negatif) standar potensialnya. Untuk besi potensialnya adalah -0,440 V. Sebaliknya semakin murni suatu logam maka semakin positip potensialnya. Untuk emas potensialnya adalah +1,68. Tabel Z adalah potensial bagi beberapa macam logam.
Dengan formula ini dapat dihitung kemungkinan suatu logam terkorosi dalam suatu lingkungan tertentu.
Dalam kondisi standar maka potensial sel adalah perbedaan antara potensial setengah sel katoda dan potensial setengah anoda. Jadi reaksi antara air dengan pH7 (suatu larutan netral) dan besi adalah positip. Sedangkan + 0,401 adalah potensial standar bagi reaksi (3) diatas dan -0,440 adalah potensial standar bagi reaksi (2) di atas.
E = +0,401 - (-0,440) = +0,841 V
Jadi kemungkinan reaksi itu ada. Korosi bisa timbul dalam kondisi demikian. Tetapi teori tidak memungkinkan kita menentukan berapa besarnya. Ini diukur sebaiknya di lokasi bersangkutan. Penting diketahui bahwa angka reaksi aktual serta kemungkinan timbulnya, harus diketahui untuk mendapat besarnya kerusakan dari suatu reaksi korosi. Potensial sel sendiri tidak cukup.
Jenis-jenis Korosi
Korosi Merata (Uniform Corrosion) terbentuk pada permukaan logam yang luas dan merupakan bentuk yang paling biasa dari korosi dan yang paling mudah diukur.
Korosi Galvanis (Galvanic Corrosion) terjadi jika dua logam yang berbeda disambung melalui jalur pengantar, bentuknya adalah seragam atau tidak seragam.
Korosi Mengikis (Erosion Corrosion) timbul jika cairan yang mengalir dari bahan penggores mencegah terbentuknya film pelindung dan terus-menerus membiarkan bahan baru/bersih berhubungan langsung dengan lingkungannya. Korosi pengeratan (fretting) dan pengorekan (cavitation) adalah masing-masing bentuk khusus dari korosi mengikis.
Korosi Sela (Crevice Corrosion) seperti terbaca dalam namanya korosi ini terjadi pada sela-sela antara gasket, sambungan bertindi sekerup-sekerup, kelingan, atau terbentuk dari kotoran-kotoran endapan, atau timbul dari produk-produk korosi.
Korosi Lubang (Pitting) umumnya timbul dengan terbentuknya lubang-lubang di permukaan pada tempat-tempat bagian luar yang biasanya tidak terkena korosi, jadi lubang itu sebenarnya adalah suatu celah yang terbentuk dengan sendirinya.
Korosi Bentuk Kembang (Exfoliation) pada permukaan terbentuk lepuh-lepuh/bersepih. Exfoliation biasanya terdapat pada paduan aluminium.
Korosi Selektif (Selective Leaching) terjadi dengan melepasnya satu elemen dari campuran logam, jadi korosi ini terjadi pada logam paduan.
Korosi Berbutir-butir (Intergranular Corrosion) adalah korosi yang menyerang suatu tempat atau secara selektif pada pinggiran butir-butir.
Korosi Karena Tekanan (Stress Corrosion Cracking) adalah penyerangan satu tempat yang tidak diduga sebelumnya dan biasanya terdapat di dalam logam dan tidak terlihat dari luar. Retak-retak yang tidak mudah dilihat terbentuk di permukaan dan merembet ke dalam dan merusak kekuatan logam.
No comments:
Post a Comment